Berita

Berita (6)

Jumat, 07 Oktober 2016 08:06

Mahasiswa Fisika Pertukaran Mahasiswa ke Jepang

Written by

Sebanyak 8 orang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (MIPA) Universitas Andalas mengikuti program pertukaran mahasiswa (Student Exchange) ke negara Jepang selama satu bulan. Program ini berlangsung dari tanggal 9 Oktober-4 November 2016.

Dekan FMIPA Unand Prof. Dr. Mansyurdin, MS mengucapkan selamat dan memberi apresiasi kepada mahasiswa yang telah terpilih untuk mengikuti program student exchange ke Negara Matahari Terbit tersebut.

Menurutnya, dengan mengikuti program ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman serta wawasan mahasiswa tentang dunia internasional. 

Pertukaran mahasiswa sudah berlangsung dari tahun 2014, ini merupakan angkatan ketiga yang berangkat ke Ibaraki University,”katanya saat pelepasan mahasiswa student exchange pada Jumat (7/10) di Ruang Sidang Dekanat FMIPA Unand. 

"Program pertukaran mahasiswa ini tidak hanya ke Ibaraki University saja, tetapi juga ke universitas lain di Jepang seperti Hiroshima University, Kyoto University, Gifu University bahkan ke Negara Inggris seperti University of Leicester dan masih banyak yang lain,"tambahnya.

Ia menjelaskan dari kedelapan mahasiswa tersebut akan mengikuti student exchange di 2 universitas di Jepang, 7 orang ke Ibaraki University dan 1 orang ke Gifu University. kedelapan mahasiswa tersebut berasal dari program studi yang berbeda. Mereka adalah Efrizal, Jurusan Fisika (Ibaraki University), Oqely Wahyudi, Jurusan Fisika (Ibaraki University), Wika Mardhiyah, Jurusan Biologi (Ibaraki University), Rin Luam Hawari, Jurusan Biologi (Ibaraki University), Riri Seftiani Jurusan Matematika (Ibaraki University), Finti Warni, Jurusan Matematika (Ibaraki University), Lita Wulandari Eli, Jurusan Matematika (Ibaraki University) dan Hadi Defri, Jurusan Kimia (Gifu University).

Ia berharap semoga mahasiswa yang berangkat mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat serta dapat dibagikan kepada teman-teman yang lain saat kembali ke kampus guna memberikan motivasi kepada mereka agar mengikuti program yang sama. 

Sementara itu, Wakil Dekan I FMIPA Unand Prof. Dr. Hj. Safni, M. Eng mengatakan Jepang merupakan salah satu negara maju yang masih tetap memegang teguh nilai-nilai budaya. 

Ia berpesan kepada mahasiswa yang akan mengikuti program ini untuk menjaga nama baik universitas dan tanah air. “Sebab saat kita berada di negara lain kita tidak membawa nama universitas saja tetapi juga membawa nama negara kita sendiri,”ujarnya.

Disamping itu, ia menginginkan mahasiswa untuk mencari bidang ilmu yang disukai, bangun softskill melalui komunikasi yang baik dengan mahasiswa disana, maupun dengan dosennya dan tetap menjaga kepercayaan. 

“Gunakanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, karena tidak semua mahasiswa yang mendapatkan kesempatan ini, terus berusaha untuk mencari peluang-peluang beasiswa, semoga mahasiswa yang berangkat dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi melalui beasiswa dari universitas tersebut ataupun dari universitas lain,”harapnya. [sumber Humas dan Protokol Unand]

Senin, 28 Maret 2016 07:45

Pemilihan Berprestasi 2016

Written by

Dalam rangka meningkat keinginan untuk berprestasi di tingkat mahaswa, Jurusan Fisika telah melaksanaan seleksi mahasiswa berpretasi tingkat jurusan pada tanggal 25 Maret 2016. Kandidat yang lolos ke final telah melewati seleksi administrasi berupa penilaian IPK dan kegiatan ekstrakurikuler. Seleksi ini merupakan tahap final, berupa seleksi interview dan presentasi. Dari puluhan nominasi, dewan juri memilih enam mahasiswa yang lolos ke babk final. 

Seleksi untuk tahap final ini dilaksanakan di ruang seminar fisika dan terbuka untuk umum, sehingga dapat memotivasi mahasiswa yang lain untuk ikut berprestasi. Dewan juri babak final ini adalah Dr. techn. Marzuki (Kajur Fisika), Dr. rer.nat Muldarisnur (Sekjur Fisika) dan Elistia Liza Namigo, M.Si (Koordinator Kemahasiswaan). Setiap peserta diwajibkan menyampaikan presentasi singakt dengan topik "Iptek dan Inovasi untuk Daya Saing Bangsa". Topik ini telah ditetapkan oleh Kemenristekdikti. 

Setelah melalui semua tahap seleksi, maka berikut adalah urutan pemenang lomba ini:

  1. Fadli Nauval
  2. Efrizal
  3. Oqely Wahyudi
  4. Fitria Khairunnisa
  5. M Siddiq Ilyas L
  6. Elvira Mardhatillah

Semoga prestasi ini akan menjadi awal untuk membuat loncatan besar dalam kehidupan setiap peserta.

Kamis, 10 Maret 2016 07:38

Lecture Series oleh Prof. Makoto Okada

Written by

Dalam rangka menindaklanjuti MoU antara Fakultas MIPA dengan Fakultas Sains Universitas Ibaraki Jepang, telah dilakukan berbagai kegiatan dan salah satu diantaranya adalah Lecture Series oleh Prof. Makoto Okada pada tanggal 4 Maret 2016. Kegiatan yang dilaksanakan di Plaza FMIPA, diikuti oleh ratusan mahasiswa FMIPA, terutama Jurusan Fisika.

Kuliah yang bertemakan Paleomagnet ini sangat menarik minat mahasiswa yang dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan dari mahasiswa. Akibatnya, perkuliahan yang awalnya hanya diagendakan satu jam, akhirnya berlangsung dua jam.

Lecture Series, dilaksanakan diskusi antara Prof. Makoto Okada dengan Pejabat di lingkungan FMIPA Universitas Andalas. Hal yang menjadi agenda pembicaraan adalah bagaimana cara meningkatkan hubungan yang telah terjalin dengan baik ini dengan kegiatan-kegiatan yang saling menguntungkan. Selama ini, kegiatan pertukaran mahasiswa antara kedua universitas telah berjalan dengan baik. Pada kesempatan ini disepakati bahwa kedua pihak akan melakukan usaha maksimal untuk membuka Double Degree Program antara program Pascasarjana di kedua belah pihak. 

Pada tanggal 5 Maret, dengan diteman beberapa orang staf Jurusan Fisika, Prof. Makoto Okada mengunjungi Lembah Harau. Lembah Harau merupakan lembah yang subur terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Berada sekitar 138 km dari Padang dan sekitar 47 km dari Bukittinggi atau sekitar 18 km dari Kota Payakumbuh dan 2 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Tempat ini dikelilingi batu granit terjal berwarna-warni dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Lembah yang sangat menarik ini diharapkan akan semakin mempererat hubungan antara FMIPA UNAND dengan Universitas Ibarakti, terutama dalam lingkup kegiatan penelitian di bidang ilmu-ilmu kebumian.

 

Kamis, 10 Maret 2016 07:27

Exchange Student dari Universitas Ibaraki Jepang

Written by

Dua orang mahasiswa Universitas Ibaraki mengikuti program pertukaran mahasiswa (Exchange Student) di Jurusan Fisika Universitas Andalas. Kedua mahasiswa ini adalah bagian dari rombongan Universitas Ibaraki dengan total lima orang mahasiswa. Dua mahasiswa lagi ditempatkan di Jurusan Matematika dan satu orang di Jurusan Biologi.

Kegiatan ini adalah bagian MoU antara FMIPA Universitas Andalas dengan Universitas Ibaraki. Pada tahun 2015, 5 mahasiswa Fisika telah mengikuti kegiatan pertukaran mahasiswa di Universitas Ibaraki. Mahasiswa Ibaraki yang baru saja tiba di Jurusan Fisika dibimbing oleh Dr.techn. Marzuki dengan dibantu oleh mahasiswa Fisika yang lain. Selama berada di Fisika, mahasiswa Jepang ini mengikuti kegiatan seperti seminar mingguan, kuliah lapangan, kegiatan kemahasiswaan di HIMAFI, dan jalan-jalan ke objek wisata dan budaya yang ada di Sumatera Barat.

Pada tanggal 09 Maret 2016, kedua mahasiswa Ibaraki diajak untuk melihat pusat pengamatan Atmosfir yang ada di Kototabang. Loka pengamatan ini merupakan salah satu pusat pengamatan tercanggih di dunia yang menarik minat banyak peneliti. Selama berada di Kototabang, kedua mahasiswa ini mendapatkan penjelasan tentang prinsip-prinsip instrumen atmosfir yang ada di sana. Penjelasan diberikan oleh staf LAPAN dengan dibantu/diterjemahkan oleh tutor (mahasiswa Fisika) dan pembimbing lapangan (Dr. techn. Marzuki).

Kedua mahasiswa ini akan berada di Jurusan Fisika hingga tanggal 21 Maret 2016. Semoga selama kunjungan ini, mereka mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang bisa meningkatkan kesepahaman antara kedua negara dalam hal-hal yang bersifat kebaikan.

Perubahan iklim merupakan tantangan besar bagi masyarakat, untuk menghadapi perubahan iklim banyak hal yang harus dipersiapkan. Salah satu caranya dengan memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang apa saja dampak dari perubahan iklim dan tantangan yang akan dihadapi dengan adanya perubahan iklim tersebut.

Dalam kesempatan ini, Universitas Andalas mengandeng Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui mahasiswa. Kegiatan tersebut dirangkum dalam kuliah umum bersama Kepala BMKG Pusat, Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng.

Kuliah umum yang bertemakan Dampak Perubahan Iklim dan Tantangan Implementasi Kesepakatan Paris 2015-Perspektif Indonesia 2045 ini dilaksanakan usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Universitas Andalas dengan BMKG Pusat dan Penandatangan Perjanjian Kerja sama Antara Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) dengan Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang Senin (21/03) di Ruang Pertemuan lantai 5 Pustaka Pusat Kampus Unand Limau Manis Padang.

Wakil Rektor IV Bidang Kerja sama Universitas Andalas, Dr. Ir. Endry Martius, MS.c mengatakan kerja sama ini meliputi pemanfaatan sarana prasarana, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam rangka mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam kerja sama ini tentu banyak hal yang akan dilakukan antara Unand dengan BMKG untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang mengancam masyarakat.

Senada dengan itu, Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng mengatakan pengetahuan tentang perubahan iklim sangat penting karena dengan mengetahui perubahan iklim masyarakat lebih siap menghadapi apapun yang terjadi. Perubahan iklim merupakan ancaman karena mempengaruhi semua aspek kehidupan dibumi dan akan merusak keseimbangan kehidupan. Disamping itu, dampak dari perubahan iklim akan memberikan pengaruh terhadap berbagai sektor diantaranya perubahan iklim terhadap sektor pertanian dan lingkungan.

Selain itu, Dr. Andi Eka Sakya menjelaskan kerja sama antara Unand dan BMKG ini sangat bermanfaat, karena dengan kerja sama ini Unand akan sangat membantu BMKG untuk melakukan penelitian-penelitian yang bisa digunakan dalam membantu pemerintah untuk menghadapi perubahan iklim. Sehingga apa yang ditakuti oleh masyarakat seperti kekurangan energi akan dapat teratasi melalui hasil penelitian tersebut.

Lebih lanjut, Dr. Eka menyampaikan terdapat korelasi positif antara kenaikan konsentrasi karbon (gas rumah kaca) dengan kenaikan suhu permukaan global. Sementara kenaikan suhu global yang telah, sedang dan akan terjadi akan menganggu sistem keseimbangan iklim secara global, karena dampaknya pada naiknya suhu permukaan laut, pencairan es, kenaikan tinggi muka laut, daya simpan panas lautan, dan interaksi atmosfer dan lautan. Sistem kesetimbangan ini sering disebut perubahan iklim.

Beberapa dampak dari perubahan iklim yang akan sangat meresahkan masyarakat diantaranya kerusakan lahan, kegagalan panen, peningkatan bencana hidro-meteorologis hingga potensi resiko yang sangat tinggi yang tak disangka-sangka oleh manusia.

Untuk itu, dengan adanya kesepakatan Paris 2015 salah satunya akan mendorong langkah-langkah adaptasi yang mencakup perlunya peningkatan efektifitas sistem peringatan dini dan perlunya proses edukasi publik sejak ini.

Humas dan Protokol Unand

Selasa, 07 Februari 2017 13:46

Workshop Pengayaan Kurikulum Mengacu KKNI

Written by

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas mengadakan workshop bersama ibu Dr. Melania Suweni Muntini mengenai pengayaan kurikulum berbasis KKNI pada hari Selasa-Rabu 17-18 Januari 2017. Workshop ini diadakan demi memperkenalkan (sosialisasi) mengenai program penyelarasan dunia pendidikan dan dunia kerja. Ibu Melania sendiri selaku anggota tim inti penyusun capaian pembelajaran Himpunan Fisika Indonesia (HFI), menyebutkan kalau kedatangan beliau bukan untuk mengganti kurikulum yang sudah dijalankan di Jurusan Fisika, melainkan untuk memperlihatkan fondasi penyelarasam output dan outcome pendidikan formal.

Jika anda dihadapkan pada pilihan “memilih sekolah SMA atau SMK?”, “memilih masuk D3 atau S1?”, “memilih lulusan D3 atau S1?”, “memilih lulusan luar negeri atau lulusan lokal?”, penjelasan dari ibu Megawati membantu menjelaskan permasalahannya. Beliau menyebutkan bahwa perbedaan yang terjadi antara vokasi dan akademik bisa diatasi dengan kerangka kualifikasi sebagai tolak ukur kemampuan, sebagai contoh pada kasus pembatasan bahwa D3 masih berada dibawah S1 dinilai masih kurang tepat jika dilihat dari fungsi, kemampuan, dan keahlian seseorang. Jika sebuah perusahaan membutuhkan lebih banyak “pekerja ahli” daripada “ahli” maka pilihan lulusan D3 akan lebih sesuai daripada lulusan S1, hal ini bukan berarti S1 tidak ahli, namun lebih pada aplikasinya di lapangan yang akan lebih sesuai untuk lulusan D3 daripada S1.

Ibu Melania juga menjelaskan bahwa sistem pendidikan lebih baik didorong agar bisa mengasilkan tenaga kerja atau SDM yang bisa memuaskan demand yang ada di pasar dengan penyesuaian program. Analisa kondisi pasar tenaga kerja diperlukan agar bisa dilihat permintaan tenaga kerja yang masih akan ada di masa datang dan sektor tenaga kerja yang akan hilang. Pendidikan di perguruan tinggi juga bisa disesuaikan dengan hasil akhir yang ingin dicapai, jika pada hasil akhir suatu mata kuliah tidak bisa menghasilkan mahasiswa yang memiliki pemahaman hingga praktek langsung ilmu yang didapat maka perancangan mata kuliah tersebut harus dilakukan perancangan ulang agar mencapai hasil akhir (mahasiswa) yang profesional.

Pengayaan ini juga menunjukkan batasan kualifikasi yang digunakan pada tingkat internasional. Hal ini merupakan informasi yang sangat berguna dalam mencetak lulusan yang bisa bersaing hingga tingkat internasional. Perbedaan kemampuan dan pengetahuan pada lulusan internasional bisa ditutupi atau diatasi dengan menggunakan parameter yang juga digunakan di negara lain, yang mana parameter tersebut mencakup kemampuan di bidang kerja, pengetahuan yang dikuasai, dan kemampuan manajerial. Dengan mengetahui parameter tersebut, pihak pendidikan bisa menyusun dan merancang program pendidikan yang masih masuk dalam parameter dan mencetak lulusan serta tenaga ahli yang bisa bersaing di dunia internasional.

Beliau menambahkan sedikit dalam pengayaan ini kalau dalam beberapa waktu ke depan akan masuk perguruan-perguruan tinggi internasional ke Indonesia, dan perguruan-perguruan tinggi tersebut juga akan membawa pengajaran dan budaya masing-masing negara. Hal ini juga menjadi perhatian karena tidak ada bedanya dengan serangan budaya asing ke Indonesia, maka perguruan-perguruan tinggi lokal pun tidak boleh melupakan pengajaran mengenai budaya, sejarah, dan watak Indonesia kepada mahasiswanya. Walaupun tujuan akhir dari pengajaran di perguruan tinggi adalah mencetak lulusan dan tenaga ahli yang bisa bersaing di tingkat internasional, jati diri atau identitas bangsa dari individu tersebut tidak boleh tergerus oleh budaya asing, sehingga individu tersebut bisa mewakili Indonesia (secara keseluruhan) di tingkat internasional.

Setelah kegitan workshop ini, Prodi S1 dan S2 Fisika akan lebih mengoptimalkan penerapan KKNI. Semangat pembaharuan yang telah didapatkan selama workshop diharapkan akan menambah wawasan dosen di dalam meningkatkan kualitas kegiatan belajar dan mengajar.